KALIMAT
II MATERI AJAR
Bahasa termanifestasi dalam bentuk
kalimat. Kalimat terdiri atas unsur segmental dan unsur suprasegmental. Unsur segmental berupa rentetan
bunyi yang dilambangkan dengan huruf yang diucapkan dengan lafal. Unsur
suprasegmental berupa intonasi. Unsur terpenting dalam intonasi adalah :
tekanan, nada, durasi, dan jeda/perhentian.
1.
Tekanan
Tekanan/stress à keras-lembutnya bagian ujaran
tertentu.
Dalam bahasa-bahasa tertentu,
tekanan berfungsi untuk membedakan arti. Misalnya, bahasa Arab, /la/ artinya
‘sungguh’ , sedangkan /la/ artinya
‘tidak’ . Dalam bahasa Batak Toba, /bontar/ artinya’putih’, sedangkan /bontar/
artinya ‘darah’. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, tekanan diberikan pada kata
atau bagian tertentu dari kalimat yang dipentingkan atau dipertentangkan dengan
kalimat lain.
Contoh :
-
Buku itu dibeli oleh paman
Buku itu dibeli
oleh paman
2
Nada
Nada/pitch à naik turun / tinggi
rendahnya arus ujaran dalam pelafalan kalimat. Nada tinggi dipakai oleh yang
sedang marah, sedangkan nada rendah dipakai oleh orang yang sedanga sedih. Nada memiliki peranan penting dalam pembentukan isi/jenis kalimat. Kalimat
berita menggunakan nada akhir menurun, dilambangkan dengan tanda titik (.),
Kalimat perintah menggunakan nada mendatar, dilambangkan dengan tanda seru (!).
Kalimat Tanya menggunakan nada akhir naik, dilambangkan dengan tanda Tanya (?).
3. Durasi
Durasi à panjang pendeknya waktu yang diperlukan untuk mengucapkan segmen bahasa.
Contoh :
-
Lukisan
itu indah sekali.
-
Lukisan
itu in__dah sekali.
-
Lukisan
itu indah__ sekali.
4. Jeda /Perhentian
Jeda merupakan kesenyapan antarbagian ujaran
yang mengisyaratkan batas-batas satuan ujaran. Kesenyapan-kesenyapan itu dapat
membatasi kata, frase, klausa, atau kalimat. Dalam bahasa tulis kesenyapan ditandai dengan : garis miring (/), tanda
koma (,), titik koma (;), titik dua (:), tanda hubung
(-), ataupun tanda pisah (--).
Secara fungsional unsur-unsur
segmental kalimat mengemban suatu fungsi, apakah sebagai subjek (S), predikat
(P), objek (O), ataupun keterangan (K). Sebuah kalimat lengkap harus ada S dan P
dengan intonasi selesai. Sedangakan kalimat tak lengkap intonasinya terasa
tidak selesai.
Kalimat
Lengkap
|
Bukan
Kalimat Lengkap
|
-
Adegan
itu menakjubkan.
-
Menakjubkan
adegan itu
|
-
Adegan
yang menakjubkan itu
-
Itu
adegan
|
Bahasa baku
merupakan salah satu variasi bahasa yang pada umumnya mengacu pada bahasa orang
terdidik/terpelajar dalam situasi resmi/formal baik lisan maupun tulis dengan
tidak menampakkan ciri kedaerahan atau asing.
Bahasa baku sering digunakan dalam :
1) Komunikasi resmi, misalnya surat resmi atau dinas, pengumuman
resmi,perundang-undangan.
2) Wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, buku keilmuan, tesis,
desertasi.
3) Pembicaraan di lembaga, di sekolah, kuliah, rapat, konferensi, kongres,
pidato kenegaraan.
4) Pembicaraan dengan orang yang dihormati, dengan atasan, pejabat,
guru/dosen, dengan orang yang baru dikenal.
Ciri-ciri Bahasa Baku :
1). Menggunakan lafal, tekanan,
intonasi yang sesuai dengan sistem bunyi bahasa Indonesia.
2)
Menggunakan
penempatan jeda yang sesuai dengan satuan makna/sintaksisnya.
3)
Dalam
bahasa tulis, harus sesuai dengan EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah.
4)
Menggunakan kata-kata
baku yang sesuai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Menghindari
pemakaian bahasa gaul, daerah maupun asing.
5)
Menghindari
pemakaian bentuk-bentuk ketatabahasaan yang menyimpang dari kaidah baik
morfologi maupun sintaksis.
0 komentar:
Post a Comment